Senin, 05 Oktober 2009

TETANGGAKU

Dia seorang wanita yg sederhana. Umurnya sekitar 44 tahun. Sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak, laki - laki semua. Si sulung sudah kelas 2 SMP, si tengah kelas 4 SD, dan si bungsu masih duduk di bangku TK. Dia adalah tetangga belakang rumahku.
Kehidupannya biasa - biasa saja. Rumahnyapun warisan dari orang tua. Suaminya  bekerja sebagai seorang satpam di sebuah galery barang antik. Saat ini sang suami hanya bekerja paruh waktu karena galery  tempat dia bekerja sepi pembeli. Bisa dibayangkan betapa kecil penghasilan bulanan yg diterima sang suami. Sedangkan sang istri semenjak menikah dan mempunyai anak memutuskan untuk  tinggal di rumah mengerjakan tugas - tugas rutin harian sebagai seorang ibu rumah tangga. Padahal untuk bisa hidup layak pada jaman sekarang dengan 3 orang anak yg sudah bersekolah tentu membutuhkan biaya yg tidak sedikit.
Untuk makan sehari - hari, mereka mengandalkan beras dari hasil panenan sawah warisan orang tua yg tidak begitu luas. Ditambah sayur dari hasil memetik di kebun di samping rumah, dengan lauk pauk seadanya seperti tempe atau kerupuk yg bisa dibeli di warung dekat rumah. Kadang mereka juga makan dengan lauk ayam goreng atau sayur gule, jika ada tetangga yg sedang menggelar hajatan.
Meskipun keluarga itu hidup dengan penuh kesederhanaan, akan tetapi mereka terlihat begitu bahagia..selalu rukun..dan penuh canda tawa. Bahkan dalam keseharian mereka tidak pernah lupa selalu menyanyikan lagu2 sederhana di setiap melakukan aktifitas2 di rumah. Seolah mereka tidak pernah mengeluh & selalu riang gembira.

Tidak ada komentar: